JAKARTA, Center for International Forestry Research dan World Agroforestry (CIFOR-ICRAF), Pusat Studi Bencana Universitas Riau (PSB UNRI) dan Sedagho Siak, memfasilitasi pengembangan model pencegahan kebakaran lahan gambut berbasis masyarakat di kampung Kayu Ara Permai dan Penyengat, Kabupaten Siak, dengan dukungan Temasek Foundation dan Singapore Cooperation Enterprise.
Guru besar, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, IPB University, Prof. Dr. Herry Purnomo yang juga direktur CIFOR-ICRAF mengatakan tahun 2023 merupakan ujian apakah Indonesia berhasil mengatasi kebakaran lahan gambut di musim kemarau dan El-Nino.
Baca juga:
Hadiri Hari Pers Nasional, Ini Harapan Kasad
|
"Tahun 2015, seluas 2, 6 juta hektar hutan dan lahan terbakar, sedangkan tahun 2022, Indonesia cukup berhasil mengatasi dengan hanya 200 ribu hektar yang terbakar, " kata Herry Purnomo, pada dialog dan Soft Launching Publikasi Penguatan Pencegahan Kebakaran pada Musim Kemarau dan El-Nino Melalui Restorasi Gambut Berbasis Masyarakat di Era Digital, di Jakarta (30/08/2023).
Pengembangan model ini merupakan bagian dari penelitian aksi partisipatif yang telah dilakukan sejak tahun 2021 di Siak dan merupakan perluasan dari penelitian serupa di Bengkalis pada tahun 2018-2020. Penelitian ini merupakan bagian dari program besar yang bertujuan untuk mendukung pencapaian tujuan jangka panjang restorasi gambut melalui perubahan perilaku masyarakat dalam penyiapan lahan tanpa bakar.
Model yang telah diinisiasi menunjukkan potensi pengelolaan gambut berkelanjutan melalui pemilihan komoditas dan penerapan praktik ramah gambut.
Selain itu, bertujuan mentransfer temuan dan pengetahuan kepada pemangku kepentingan lainnya untuk perluasan lebih lanjut, sebagai bagian dari upaya mengembangkan toolbox yang terdiri dari empat publikasi pencegahan kebakaran dan restorasi lahan gambut berbasis masyarakat.
Empat publikasi itu adalah pedoman penerapan restorasi lahan gambut berbasis masyarakat dan pengebangan usaha berkelanjutan, pembelajaran dari aksi restorasi gambut berbasis masyarakat di Indonesia dan Asia Tenggara, panduan penggunaan CRBRMS dan restorasi lahan gambut dan aksi berbasis komunitas di era digital. (AA)